20 Mei 2012

tik..tok....

Betapa menyesakkan membayangkan beratus ratus ketidakmungkinan
Seperti sulitnya bercermin pada kaca es
Menangkap mimpi sebelum kita terjaga
Berharap waktu kembali
Kita hanya bisa berjalan bersama tanpa berfikir, terus diam

Tak ada yang bisa mengembalikkan kata terlambat
Tak ada yang sanggup mendatangkan kemarin hari ini
Sedangkan waktu berjalan lebih cepat dari pikiran kita
Kemungkinan hanya sebuah prediksi pada kenyataan

Tak ada yang perlu diperbaiki dari yang terbaik
Tak ada yang salah dari masalah yang tak lagi dipermasalahkan
Kerinduan itu masih ada dan akan tetap ada
Ini adalah yang pertama dari beribu yang terlewati

Aku tetap simpan semuanya
Tak ada yang hilang sedikitpun dibenakku
Semua bersaksi
Seperti kapal yang karam diatas rumah setelah tsunami Aceh
Indahnya laut di timur dan birunya langit
Gemerlap lampu malam di kota tua
Papan reklame yang mampu menjadi alasan ketika tak ada lagi kata
 
Kini ruang itu tertutup dan tiada
Ruang kosong yang tak lagi punya cerita
Ruang yang tak mampu terbeli dengan apapun kecuali hati

How About Tomorrow?


Kadang merasa sayang tidur disaat ini
Terjaga dan terus memikirkanmu adalah hal yang terindah
Tak akan kulepaskan walau itu hanya bayang dalam benakku
Pikiranku terus menjajah tubuhku yang lelah

Kusentuh batas maya dengan rasa sakit yang nyata
Terhempas pada sebuah kenyataan dengan ribuan impian
Hidup dalam ratusan harapan..tapi itu yang membuatku terus hidup
Walau pada akhirnya semua akan menjadi sangat sepi dan biasa pada satu ketika

Kucoba menghias wajah dengan tawa
Kucoba memeluk tubuh bumi dengan membentangkan tangan dalam depa untuk ukuran pada jarak
Kucoba mengmenghitung waktu dengan langkah dalam ketiadaan akan semakin terasa lama
Terdiam bertopang dagu sambil melempar pandang sejauh garis tudung langit
Dan berpola menurut alurnya, sesekali bertanya
Masih cintakah engkau esok hari padaku
Masih sayangkah engkau lusa nanti padaku

Aku ingin terus hidup menanti esok hari, lusa nanti sampai suatu saat dan mati.

i'll be waiting on the other side..

19 Maret 2012

24 Hour, perfect time

Mendekatah padaku Aku ingin memelukmu erat 
Menangis sampai tertidur pulas 
Terlelap nyaman mendengar, mendesis dan mengadu geraham, 
terbangun dan tersenyum 
selamat pagi sayang berkata 
Kecupan manis sebagai pembuka hari 
Berbisik ”aku ingin memilikimu seutuhnya dan hidup beramamu sampai tua nanti” 
Kita adalah dua elemen hidup yang menyatu indah dalam sebuah komposisi 
Seperti terbangnya air dalam udara 
Menyejukkan ketika menyapa 
Membasahi semua yang terlewati 
Memberikan harapan dan hidup pada dahan dan tanah kering. 

Tidak...ini bukan hanya pada sebuah kesenangan dan kebahagiaan semata 
Kita tersentak terjaga dalam senyuman 
Berlari terdiam, cemas memeluk
Mulai bertanya pada sesuatu yang tak kita ketahui 
Mendekat merayap pada masalah dengan keterbatasan diri 
Menahan lapar dan terus berfikir, 

Kita terbentur tanpa solusi tapi tetap menanti 
Hingga matahari tak lagi melukis bayangan kita 
Ada lelah yang penuh cinta dan cemas yang penuh harap 
Tuhan sempurnakan dalam satu hitungan waktu 
Dimana tangis, tawa, sakit, cinta dan rasa cemas itu ada
Sungguh 24jam yang sempurna 
Tapi garis wajah itu terlihat tegar dan sesekali tersenyum manis

Apa yang anda lakukan dengan Imajinasimu?

Best Offers